Prof. Suratman: Klaten Punya Potensi Besar Jadi Model Agropolitan di Indonesia


Ahli Agropolitan UGM sebut Klaten memiliki kombinasi unggul sektor pertanian, UMKM, dan budaya untuk bangun ekonomi wilayah berkelanjutan.


Yogyakarta– Dalam sebuah diskusi eksklusif bersama Paguyuban Warga Klaten (PWK), Prof. Suratman, Guru Besar Geografi dan ahli Agropolitan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), mengungkapkan bahwa Klaten memiliki potensi besar untuk menjadi model pengembangan agropolitan di Indonesia.

"Secara geografis dan sosial-budaya, Klaten sangat mendukung konsep agropolitan. Lahan pertanian produktif, sumber daya air melimpah, dan masyarakat yang masih kuat dengan budaya gotong royong adalah modal besar," ungkap Prof. Suratman.

Menurutnya, agropolitan bukan hanya soal pertanian, tetapi juga membangun koneksi antara desa dan kota secara harmonis. Ia menilai sektor UMKM, pariwisata budaya, serta pengolahan hasil pertanian di Klaten bisa menjadi pilar penting penguatan ekonomi lokal.

Dalam diskusi yang berlangsung hangat tersebut, Prof. Suratman juga mengapresiasi inisiatif-inisiatif yang sudah dilakukan Pemkab Klaten, namun menekankan pentingnya integrasi lintas sektor. "Perlu ada langkah strategis berbasis riset, sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan komunitas warga seperti Paguyuban Warga Klaten," jelasnya.

Ia juga menyoroti perlunya regenerasi petani dan pelibatan generasi muda. "Anak-anak muda Klaten harus diberi ruang untuk berinovasi dalam pertanian modern, agro-wisata, dan digitalisasi UMKM. Di sinilah peran komunitas warga menjadi vital," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Umum Paguyuban Warga Klaten, Supriyanto, menyambut baik pandangan dan dukungan dari Prof. Suratman.
"Kami percaya konsep agropolitan bisa menjadi jalan tengah untuk mengembangkan ekonomi rakyat tanpa meninggalkan akar budaya lokal. Pandangan Prof. Suratman semakin menguatkan keyakinan kami bahwa Klaten bisa menjadi percontohan nasional," ujarnya.

PWK, lanjut Supriyanto, akan segera merumuskan peta jalan pengembangan agropolitan yang melibatkan warga, pelaku UMKM, petani muda, serta mitra akademisi. "Kami ingin mendorong gerakan dari bawah, bukan hanya menunggu dari atas. Ini tentang masa depan Klaten yang mandiri dan berdaya saing," tegasnya.

Prof. Suratman menutup diskusi dengan menyatakan kesediaannya untuk terlibat dalam pendampingan ilmiah, jika Klaten ingin lebih serius mengembangkan konsep agropolitan secara berkelanjutan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dishub Klaten dan PWK Siapkan 10 Armada Bus Mudik Gratis untuk Warga Perantauan

Halal Bihalal Pemudik di Pendopo Kabupaten Klaten, Bersama Tokoh masyarakat dan Pejabat Kabupaten Klaten

TOL Surakarta-Klaten Resmi Dibuka, Manfaat Besar bagi Warga Klaten (part 1)